Pages

Jumat, 16 Desember 2011

Ummi, Inspirasi Tak Bertepi

Pagi masih gelap, tapi langkahnya tengah lincah menjelajah pasar. Kotak seng depan masjid yang ia lewati berbunyi lembut, mungkin ialah orang pertama pagi itu yang mengisinya, selalu. Selepas berbelanja, langit telah merekah, kini giliran tangan lincahnya mengolah rumus-rumus sederhana yang selalu jadi istimewa. Ikan tongkol. tahu dan sambal, sarapan pagi sepiring berdua itu terasa romantis, nikmat dan membuat kami semakin lahap menandaskan porsi yang beronde-ronde.

Gemericik kamar mandi pertanda Ummi tengah mandi dan bersiap mengenapkan raka'at-ain dhuhanya. Hmmm...kegiatan rutin yang tak pernah disadarinya.

Iqro' itu tersa sulit, mengajarinya mengeja tak semudah mengajaknya berbelanja. Tak sabar, itu yang sering kurasakan. "Andai dulu belajar dengan baik, tentu tak akan ada penyesalan sebesar gunung ini." lirihnya, ah ummi...bukan salahmu jika sekolah dasar pun tak sempat kau tuntaskan, kepandaianmu berhitung telah cukup membantu kesibukan kakek sebagai saudagar yang tokonya paling laris zaman itu.

Siang itu tanyaku tentang qiyam, bersambut jawaban sederhana ummi : "Suka pengen pipis, jadi sayang klo ga dilanjut shalat." Robbi...sayang sekali Kau padanya, hingga Kau bangunkan ia selalu di pertiga malam. Ya, Ia memang sosok yang istiqamah dalam amal-amalnya yang sederhana. Shaum Senin dan Kamis nyaris tak pernah ia lewatkan, silaturahim meski berbekal sederhana, shalatnya yang tepat waktu, "Sholat cing dugcir, ngarah jongjon, komo Isya mah, enaaak..." pesannya.


Ummi, sore selasa selalu membuatku tersenyum, agenda "pangaosan ibu-ibu" itu selalu berbuah tangan istimewa : bakso pedas asam favoritmu yang selalu ku 'cicipi' sampai tandus :D.

Pagi yang cerah, pedagang-pedagang yang sering kau kunjungi membuatku bangga menjadi anakmu. Ummi, ia mengingat utangnya yang hanya dua ratus rupiah dan membayarnya. Ummi, wajahnya cerah hari ini, ia tersenyum...Teman-teman pengajianmu rusuh, "Padahal kemarin ia segar sekali, catik, ga di sangka secepat ini..."

Ummi, inspirasi tak bertepi...
Allah begitu mencintaimu...
Menggenapkan seluruh mimpi sebelum kau pergi...
"Aku tak ingin tua dan menjadi beban anak-anaku"
Dan itu kini terjadi...
Menyisakan sebuah senyum kecil yang membuat kami iri...
akankah aku seperti dirimu nanti?

Tidak ada komentar: