Seorang remaja pria bertanya kepada ibunya, "Ibu, ceritakan pada ku tentang Ikhwan Sejati!"
Lalu sang ibu pun tersenyum dan menjawab pertanyaan remaja tersebut.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar akan tetapi dilihat dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang akan tetapi dilihat dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya akan tetapi dilihat dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja akan tetapi dilihat dari bagaimana ia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan akan tetapi dilihat dari sikap bijaknya memahami persoalan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang akan tetapi dilihat dari hati yang ada dibalik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya perempuan yang memujanya akan tetapi dilihat dari komitmennya terhadap perempuan yang dicintainya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari barbel yang dibebankan akan tetapi dari dilihat dari tabahnya menjalani lika-liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Qur'an akan tetapi dilihat dari konsistennya ia menjalani apa yang ia baca
Setelah itu remaja tadi bertanya kembali pada ibunda, "Siapakah orang yang dapat memenuhi kriteria tersebut, bunda?"
Sang ibu pun memberikan sebuah buku dan berkata, "Pelajari tentang Dia". Dan remaja tersebut itu pun mengambil buku dari ibundanya yang berjudul "MUHAMMAD".
Disadur dari terjemahan bebas Desita Arrova Dewi, MaPI No. 1, 1422
Dari majalah MaPI bertahun lalu, ketemu lagi :D
di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar