Pages

Selasa, 19 Februari 2013

Lembah Keberkahan Part3


Sejak mula daurah, aku sudah sangat dikejutkan dengan apa-apa tentang guru baruku yang berkebangsaan Mesir dan kemudian tinggal di Madinah karena metodenya itu. Beliau tentu saja telah rampung hafalannya, dan tahukah? yang sangat membuatku kaget adalah ketika seorang kawanku mengabarkan bahwa beliau telah tersertifikasi hafalannya hingga ke Rosulullaah, bahkan dengan seluruh jenis bacaannya (qira'at)!, secara bahasa mudahnya adalah : telah mendapat sanad.


Biar kujelaskan sedikit yang kutahu kawan, sanad adalah sebuah proses panjang yang menguji kemampuan hafalan Al-quran kita, tentusaja seluruhnya, 30 juz dan tidak lebih :D. Tidak hanya hafalan, detil-detil tajwid, makhorij al-huruuf, dan segala yang berhubungan dengan hukum bacaan sangat dipentingkan, setahuku untuk proses pembenaran bacaannya saja butuh waktu bertahun-tahun. Penguji yang (tentusaja) juga sudah mendapat sanad akan mengakreditasi hafalan kita kemudian memberi syahadah (sejenis sertifikat) yang menyatakan hafalan kita sudah sesuai dengan cara bacaan Rosulullah, maka dalam syahadah, nama kita akan tertulis paling bawah, di atas nama kita adalah penguji, kemudian gurunya si penguji, kemudian gurunya lagi, lagi, lagi dan seterusnya hingga nama yang terukir paling atas adalah nama seorang yang tentu saja sangat istimewa : Muhammad, Rosulullaah Sallallaahu 'Alaihi wa salam.........hiks, do'akan aku agar nama yang teramat kurindu itu kelak juga tertulis di atas namaku, aamiin...

Nah, proses panjang itu baru satu jenis bacaan saja kawan. Seperti halnya shalat yang saat isra' mi'raj terus ditawar jumlah rakaatnya oleh Rosulullah karena tak ingin memberatkan umatnya, Al-quran pun seperti itu, Rosulullah dengan menahan-nahan rasa malunya kepada Allah kembali menawar melalui Jibril, "umatku tak bisa membaca Al-quran hanya dengan satu jenis bacaan saja" begitu pintanya, maka bolak-balik Jibril menyampaikan pada Allah hingga akhirnya bacaan itu menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai qira'at sab'ah, tujuh jenis bacaan, maka jangan heran jika di luaran sana, orang-orang yang jauh lebih faham dari kita menikmati bacaan Al-quran dengan berbagai jenis bacaaan yang terdengar 'aneh' di telinga kita.

Keren sekali guru baruku itu, bukan? Setelah berpayah-payah menghafal satu jenis bacaan, ia terus berjuang mengulangi kembali hafalannya dengan riwayat jenis bacaan lain, hingga tujuh! Subhaanallaah...dan ia tawadhu sekali, sangat mencintai anak-anak, sangat sabar dalam mengajar mereka membaca kalamNya.

Guruku yang asli orang indonesia, Ustadz Saiful Islam Mubarak memberiku sebaris kebenaran "Terkadang, kita merasakan suatu kedekatan yang teramat sangat, rasa nyaman dan rasa sayang yang tiba-tiba pada seseorang, padahal baru saja bertemu. Itu adalah sebuah efek do'a yang mungkin sering ia lantunkan untuk saudara-saudaranya sesama muslim" Hmm...banyak sekali do'a yang bisa persembahkan untuk saudar-saudara kita yang muslim, QS. Al-Hasyr : 10 salah satunya, agar ukhuwah yang berasa manis itu tetap bisa kita rasakan kapanpun dan dengan siapapun yang percaya..

Begitupun aku, sensasi do'a itu merambat-rambat. Pertama melihat sosoknya, pertama mendengar suara dari do'anya yang selalu mengawal pembahasan, pertama bincang pendek pertanyaanku dengannya, aku merasakan kedekatan itu...guruku yang orang Mesir itu, setiap kali lisannya menyuara pasti selalu ada doa "Baarakallaah" "Mumtaaz" "jaazakallaah khayran", dan sebentar lagi kan kuceritakan padamu kawan, bahwa do'anya pernah menyapaku secara personal, di saat kami hanya berdua...^_^

Bersambung...

Tidak ada komentar: