Pages

Minggu, 17 Februari 2013

Lembah Keberkahan Part 1


Teh Een yang sukses menyalip jumlah setor hafalanku sering kali mengganguku dengan ajakan menyebalkan :    
"Ke Wadi Mubarak yuk, teh Ilih" dan sesering ajakannya itu pula jawabanku "Ogah"...Berbusa busa alasan itu kusanpaikan, bahwa kondisi yang mengharuskan tak ada aktifitas selain menghafal akan membuatku sangat jenuh, terlebih kontrak yang harus tertunai selama 2 tahun atau bahkan mungkin lebih jika 'pengabdian' menjadi sesuatu yang wajib.

Ah, begitulah cara Allah yang sering kali diluar dugaku (ingat tulisanku tentang Karena Do'a Kita Terlalu Sedikit, kan?? ).Wadi Mubarak yang aku alergi-kan itu, malah menggebu kusambangi, amanah pondok untuk mejadi utusan santri di acara daurah Al-Quran selama sebulan menggodaku. Deg-degan menyambut hari H pemberangkatan membuatku tak bisa tidur, ranselku tak pernah mau tertinggal, ditambah satu koper kecil kurasa cukup. Setelah berulang kali jam pemberangkatan diubah, akhirnya ba'da subuh 20 Januari 2013.

Aku dan Nabila meluncur, leuwi panjang sudah ramai pedagang, tapi bis kami masih kosong. Puluhan menit berlalu, bis mulai bergerak, hanya beberapa centi, lalu terdengar teriakan "Pindah aja, neng" GUBRAK!!! padahal dengan sabar nafas kami tersengal menahan kepul kepul rokok, dan waktu serasa lambat saat menanti. Terpaksa menggusur semua bawaan, kami digiring ke bis AC yang juga masih kosong, padahal hari mulai terik. Menebal muka, kami turun dan mencari bis lain yang telah siap. Dan perjalanan pun dimulai....

Pegeeeeel, berangkat dari leuwi panjang, perjalanan benar-benar panjang, tiket pun lebih mahal 10 ribu dibanding pemberangkatan dari Cileunyi. Sampai di Ciawi, kami ngangkot dan berhujan-hujan di pangkalan ojek, menit-menit, dan hujan berhenti, kami mendaki bersama pak ojek  yang jagoan pisan, jantugku seret memompa, treknya muntaaaappph.

Pemandangan daerah atas yang luar biasa menyambut kami, kemudian dengan segera menuju rumah Ustadzah untuk setor muka, kaget, pertanyaan beliau menohokku "Mba Lilih dah slesai juga hafalannya?" hiks, hiks, dan tangisku nyaris benar-benar pecah saat kami ditempatkan bersama para santri yang telah rampung setorannya, sedikit beruntung usiaku paling tua diantara mereka (benarkah beruntung?) hingga sifat ke-kakak-anku sedikit-sedikit melumer beku yang sangat. Dan tiba-tiba, dengan ringan Nabila memberi tahuku, bahwa daurahnya full berbahasa Arab, Innalillaaah...

Bersambung.....

'

Tidak ada komentar: