Pages

Minggu, 16 September 2012

Hasan

"Nongnong!!!" begitulah selalu jerit kekesalan adikku padaku, hmmm...terkadang aku memang sebal disebut dengan panggilan itu, tapi mau bagaimana lagi, toh dahiku memang lebar (tapi ga perlu disebutin gitu kali..)

Hari-hariku di rumah selalu penuh pertikaian dengan adik laki-lakiku yang satu-satunya itu. Ya, perbedaan usia yang tidak terlalu jauh, mungkin membuat kami memiliki egoisme yang hampir sama, atau mungkin akulah yang kurang dewasa, terserah, yang jelas aku sebal kalau adikku itu ada di rumah. Candanya seringkali membuat hatiku sakit, dasar cowok ga berperasaan!

"Gendut, pendek, pesek, belo,..." pokoknya segala kekurangan fisikku selalu jadi santapan lezat baginya.

Aku terkadang menangis, berharap agar Hasan, adikku itu bisa berubah. Aku tak tak mau di luaran sana aku berkoar-koar mendakwahi orang lain, sedangkan adikku sendiri terlalai, kadang pun aku bosan menasehatinya, entah, mungkin karena ia terlalu tahu akan kekuranganku hingga nasehat-nasehatku ia anggap  sebagai angin lalu yang membuat geli telinganya.

Selepas SMA, niatku untuk kuliah tertunda. Apa dayaku, aktifitas  Rohis sekolah membuatku terlalu asyik hingga akhirnya ujian penerimaan mahasiswa baru yang kulewati tak membuahkan hasil. Sedih, saat kulihat teman-temanku mulai menjejak kampus dengan bangga, aku yang dulu adalah seorang aktifis harus terdiam di rumah tanpa aktifitas organisasi yang begitu kuminati. Di rumah, ketertekanan itu semakin dalam dengan makin asyiknya Hasan menggodaku, menyebalkan!

Menjalani hari-hari tanpa aktifitas yang kusukai membuat jenuhku kian akut, lelah.....aku rindu masa-masa perjuanganku....kufikir, aku masih butuh banyak belajar tuk menjadi seorang aktifis dakwah yang baik, aku masih lalai dan terlalu sering kekanakkan, hingga akhirnya hanyalah sebuah penyesalan membeban dan sering kali tak mengubah apapun.

Keharusanku terbaring di rumah sakit membuatku semakin tersudut, vonis penyakit aneh bernama LUPUS membuatku tersungkur dalam tangis "kenapa harus aku ya Allah?", teman-temanku, keluargaku semua tertunduk memendam kesedihan mereka, tapi tak kulihat sedikitpun Hasan menunjukkan keresahannya. Dik, tahukah kau, aku ingin sekali melihat bulir air mata itu tertumpah dari matamu yang menandakan bahwa kau juga menyayangiku...

Rabbi, semangat dan keceriaanku hilang, tubuh gemukku mengurus karena tak sedikitpun makanan ataupun  obat yang bisa kucerna.

Setahun sudah, HCU, obat, dokter menemani hari-hari terberat sepanjang hidupku, bahkan aku harus kembali belajar tuk bisa berjalan sempurna .Tapi kini, berjuta syukur memenuhi rongga dadaku hingga terasa begitu sesak. Disaat tanggul-tanggul kepasrahanku roboh, banyak sekali orang yang dengan ikhlas membangunnya kembali, keluarga, guru, sahabat-sahabatku semua hadir dan mendo'akan kesembuhanku. Aku berharap kau pun berdo'a untukku, Dik...


CATATAN HASAN
"Ya Allah, kenapa ia yang harus merasakannya? Rabb, begitu cintakah Engkau padanya hingga Engkau harus mengujinya dengan beban berat penyakit itu? Rabb, kuharap Kau kan selalu memberinya kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan. Aku mohon Rabb,  kembalikan semangat dan keceriaannya seperti dulu agar ia bisa terus menasehatiku akan keslahan-kesalahan yang kuperbuat, agar ia bisa kembali tersenyum  dan memarahiku saat aku menggodanya. Berikan ia yang terbaik Rabb, laa yukllifullaahu nafsan illa wus'ahaa..."

 Akhirnya, aku bisa kembali pulang ke rumah, kembali menyusun puing-puing semangat yang sempat hancur dan kembali bermimpi untuk bisa kuliah...Alhamdulillaah...ujianku lancar dan gerbang baru itu kumulai dengan semangat menggebu, menekuni mata-mata kuliah yang rumit, kembali menjadi aktifis dakwah di kampus, kembali merasakan ruh perjuangan yang begitu kurindu...

CATATAN HASAN
 "Raungan sirine itu membuatku takut, Rabbi...kenapa justru di saat bahagianya ia harus terbaring lemah?
Kuatlah, Kak! Kau harus kuat, harus! bukankah baru saja kau akan menggenapkan agamamu?
Suara sirine itu terus menjerit, mengguncang tubuhnya yang berbalut gamis serba putih, aku hanya bisa menatap orang-orang yang sedang sibuk memasang berbagai alat bantu pada tubuhnya, menggenggam erat tangannya, lalu kulantunkan ayat ayat suci favoritnya...

Demi fajar
Dan malam yang sepuluh.
Demi genap, demi ganjil.
Dan malam apabila ia berlalu.
Bukankah pada yang demikian itu suatu sumpah bagi orang yang berakal?
 
Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Rab (Tuhan) engkau lakukan kepada kaum ‘Ad?
(Iaitu penduduk) Iram yang mempunyai bangunan tinggi.
Yang belum pernah dibina serupa itu di negeri-negeri lain.

Dan kaum Samud, (iaitu orang) yang memotong batu-batu besar di lembah.
Dan Fir’aun yang mempunyai bala tentera.
Yang melampaui batas di negeri itu.
Mereka banyak melakukan kerusakan di dalamnya.
Maka Rabb (Tuhan)mu menimpakan cemeti azab ke atas mereka.
Sesungguhnya Rabb (Tuhan)mu sentiasa mengawasi.

Maka manusia itu apabila Rabb (Tuhan)nya menguji dengan memuliakan serta diberikan nikmat, maka dia akan berkata: “Rabb (Tuhan)ku memuliakan daku."
Tetapi apabila Dia (Allah) menguji dengan menyempitkan rezeki, maka dia berkata: “Rabb (Tuhan)ku menghinakan daku.”

Sekali-kali bukan (demikian), bahkan kamu tidak memuliakan anak-anak yatim.
Dan kamu tidak saling mengajak kepada memberi makan orang miskin.
Dan kamu memakan harta waris dengan berlebihan
Dan kamu terlalu mencintai harta secara melampau-lampau.
 
Sekali-kali tidak, apabila bumi ini dihancurkan sehancur-hancurnya
Dan datang Rabb (Tuhan) engkau dengan malaikat berbaris-baris.
Dan pada hari itu didatangkan Neraka Jahanam, dan pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.
Dia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku (dahulu) bersedia untuk penghidupan ini.”
Maka pada hari itu tidak ada sesiapa dapat menyiksa sebagaimana seksaan-Nya (siksaan Allah).
Dan tidak ada sesiapa dapat mengikat seperti ikatan-Nya (ikatan Allah).


 Aku menangis, kutatap wajahnya yang semakin pucat tersenyum padaku, kemudian terdengar lengking yang panjang, dan garis-garis gelombang itu menjadi lurus.......

Wahai jiwa yang tenang,
Kembalilah kepada Rabb (Tuhan)mu dalam keadaan ridha dan diridhai
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku
Dan masuklah ke dalam jannahKu...

Tidak ada komentar: