Pages

Sabtu, 31 Desember 2011

Karena Do'a Kita Terlalu Sedikit

Mengeja satu per satu waktu...Subhanallah...tersadar akan kalimat-kalimat do'a yang kini nyata...
Dekat, nyata dan ia terjadi jauuuh lebih baik dari apa yang kita pinta.

Ia yang Maha Tahu, tak pernah merasa bosan mendengar rengek kita...bahkan sampai kita sendiri yang merasa bosan...

Kemudian do'a-do'a yang mungkin telah lama kita lupakan itu datang...disaat yang tepat...dengan cara tak terduga yang sering kali mengasyikkan.

Dalam kertas lusuh yang telah bertahun tak lagi terjamah, sebuah tulisan kecil itu memaksaku mengingat kapan aku menuliskannya, empat tahun lalu! harap itu terukir : "Robbi, aku ingin berada dalam lingkungan penghafal Al-qur'an" Sebuah harap yang dulu terasa mustahil, yang hanya kusampaikan dalam carik-carik kertas yang mulai menguning.

Bukan tanpa ikhtiar, harap itu mulai ku retas...mencari...dan kutemukan...

Taqdir Allah..
Sekitar tahun 2008
Jalan Pahlawan itu sepi...Mungkin karena deket makam kali ya...hehe. Sebuah gedung dengan sayup-sayup suara tilawah membuatku semakin bersemangat, niat untuk menjadi seorang penghafal quran itu semakin bulat. Tes..tes...degdegan juga eung, ternyata klo mau ikut program tahfidz itu minimal tahsin level satunya lulus. Bismillah...Subhanallah...Teteh yang ngetesnya juga ga buka mushaf! Kereeen...Singkat cerita berakhirlah tes itu...

Seminggu kemudian....
Jalanan masih lengang...biasa klo lagi awal-awal mah semangatnya masih berkobar kobar.
Lilih Ilmia dan Risma Nurfarida hari itu bertekad sepenuh hati, berikhtiar demi tercapainya sebuah cita-cita : Menjadi penghafal quran!!!
Lalu, berjalanlah kami berdua bersama seorang dengan jilbab lebar yang beberapa menit lagi resmi menjadi guru kami..SEMANGAT!!!
Tiba di sebuah mesjid, kami mulai degdegan. Ternyata lumayan banyak yang 'setor' hafalan, surat-surat yang yang dibacain ghoribah semua! (menurut kami). Sedih...Tegang...Gelisah...Sampai tibalah giliran kami. BINGUNG! mau nyetor apa? juz30 juga masih berantakan, dikirain klo awal masuk mah mau dikasih motivasi dulu, ternyata...
Hari itu kami akhiri dengan teu pararuguh. Jauuuuh dari bayangan kami sebelumnya.
Dan...itulah hari pertama sekaligus terakhir dari program tahfidz yang dulu kami idam-idamkan...KAPOK...BETE..
Meskipun  teteh yang menjadi guru kami itu, dengan gigigh menghubungi kami, tekad kami dah bulat GA MAU LAGIIII...

Takdir Allah...
Selepas lebaran 2010...
Lilih Ilmia : menjadi mahasantri di pesantren tinggi al quran MAQDIS

Hari pertama setoran di pondok, tiga surat yang lumayan panjang (menurutku) kusetorkan dengan  PD yang OD :D biasaaaa...semangat awal yang berkobar kobar
Hari hari di pondok tahfidz menyenangkan, setoran lancar, kami para penghuni pondokpun semakin akrab...
Suatu hari kuceritakan pengalaman program tahfidz yang kuikuti hanya sehari itu, teteh yang setiap hari menerima setoran kami di pondok berkomentar : "pantesan...ane kayaknya pernah apal sama gaya tilawah ente.."  Glek! oooww...iya...baru ku ingat...ternyata guru kami yang dulu itu namanya memang sama dengan teteh yang sekarang di pondok! "Yang namanya Zahra yang hafidzah itu, ya beliau satu-satunya" Kata seorang temen.

Cara Allah yang unik menyampaikanku pada mimpi yang nyaris terlupa, Maha Lembut Ia....
Dan, tahukah? di sini aku tak hanya meghafal, aku bertemu dengan seorang berhati lembut yang juga sempat kuharap berguru padanya, mempelajari bahasa arab, bertemu sang bunda sepuluh bintang bersaudara penghafal qur'an, bahkan menjajal lomba paket dakwah yang sama sekali tak cocok buatku yang peminder.

Begitulah setiap do'a , sekecil apapun...bahkan setelah kita melupakanya!
Berdo'alah...sebanyak apapun, sedetil apapun yang kau mau, dan yakinlah Ia pasti mendengar dan memberi yang terbaik.

Jangan berputus asa jika do'amu tak kunjung nyata, suatu saat dengan hatimu yang jernih, kau akan mengerti kenapa Ia mengganti do'amu...

Allah yang Maha Tahu, sedangkan doa kita terlalu sedikit dari apa yang kita butuhkan...

1 komentar:

embun.paggi mengatakan...

like this...semoga jadi inspirasi bagi semua amin.(: