Pages

Minggu, 26 Februari 2012

Tak ada yang sulit bagi Allah....Saat Ia berkehandak "Kun" maka terjadilah....Tahun 2012 ini Lilih Ilmia 

1. Merampungkan tiga puluh juz setoran hafalannya
2. Menggenapkan diennya, bersama seorang yang Allah ridla, keluarganya ridla, guru-gurunya ridla, sahabat-sahabatnya ridla dan iapun ridla... 
3. Menginjakkan kaki di tanah nabi, mereguk sepuas dahaga ilmu bersama sang penggenap :)
4. Menikmati Ramadhan di tanah yang penuh berkah dan cahaya 
5. Menunaikan rukun kelima

Aaamiiin....Allahumma taqabbal addu'aa...
 

Qaulan Tsaqiilan Tulisanku

"Yang ane lihat, Ente mulai turun semenjak ngeblog yah?!"
Tanggapan seorang guru setelah mendengar keluh kesahku akan 'setoran' yang tiba-tiba buntu. Hobi baruku itu kini menjadi 'tersangka' atas lalaiku. Sedih...tentu saja. Sungguh niatku adalah agar sedikit dari apa yang kupunya menjadi manfaat untuk orang lain, terlebih...agar ia kelak memanjangkan usiaku di dunia, meski raga ini telah menyatu tanah.

Mungkin...dalam perjalanan, niatku payah...

"Menjadi penulis kini, Kau akan kesulitan menggapai impianmu sebagai haafidzah. Jika Kau gapai mimpi itu sekarang, kelak tulisanMu kan lebih berbobot"
Qaulan tsaqiilaa...

Ah...guruku selalu benar, inginku yang meluap terkadang tak membuatku jernih. Allah tak kan pernah  memerintahkan sesuatu yang bererat mesra dengan keburukan...Jika saja niat itu tak payah, pertahananku tak kan mudah patah. Bukankah menjadi penulis dengan niat da'wah bil qalaam itu sama baiknya dengan menjadi seorang haafidzah?

Hmmm...menertawakan diri itu menyebalkan. Ingin kurengkuh dua cita itu sekaligus, nyatanya tak mudah...
Tulisanku yang 'ala kadarnya' ini belumlah pantas bergelar 'karya', pun juga hafalanku yang seringkali ngos-ngosan, tidak hanya untuk muroja'ah bahkan sekedar orang bertanya "Berapa hafalannya?" lidahku kelu, bibirku tersenyum...malu....

Pada akhirnya pilihan untuk lebih fokus dengan hafalan harus kupilih, meski sering aku khawatir akan usia yang tak beramal sempurna. Maka kini...maafkan aku jika komposisi tulisannya makin bearntakan...

Do'akan aku...agar pinangan Al-Qur'an tersegera, agar qaulan tsaqiilan itu hadir mengisi ruh-ruh setiap kata...

Senin, 13 Februari 2012

Maluuu...

Ustadz   : Pak, kalo yang buat sarang itu  lebah betina ya?
Scientist : Waaah...hebat, ko tau Tadz?
Ustadz   : An-naml : 68
Scientist : (Sibuk buka mushaf) Yang mana Tadz, yang menunjukkan bahwa yang membuat sarang itu lebah betina?
Ustadz   : Bahasa Arab
Scientist : ???


Pendeta : Di dalam surat Al-Fatihah, terkesan tuhan itu ada tiga, yang berfirman(1) memuji Allah(2), dan ada kata Engkau(3)
Ustadz   : Maaf  Det, Antum ngerti Bahasa Arab?
Pendeta : Antum???
Ustadz   : Ooooo....'afwan...'afwan....
Pendeta : 'afwan??? apa pula itu Tadz?
Ustadz   : (Geleng-geleng kepala sambil bilang dalem hati "Gini nih klo kebiasaan ngobrol sama orang-orang keren:D")  Eh....iya Det, Maap, kamu ngerti Bahasa Arab ga?
Pendeta : Ya ngerti, dikit...makanya bisa nyimpulin tuh Surat Al-Fatihah
Ustadz   : Yaaaaaaaaaaaah....ente mah, ngerti Bahasa Arab dikit doang, blom juga nyampe Ilmu Balaghah dah belagu nafsir Al-Fatihah...
Pendeta : Balaghah ???

Ustadz : (Sambil ngeluarin kitab-kitab tebel dari etalase) Nih, Sayyid Hawa tentang sains dalam Al-Qur'an, ini Azza Mahsyari tentang tafsir Al-Qur'an dalam tinjauan bahasa. Trus tar antum cek dah di yutub Dr. Sholih Fadhil Al-Miraai sama Dr. Ibrahim Khuli.
Ane     : (Dalem hati "Buset dah... tebel amat, mana botak semuah o_O) Ane blom bisa bacanya Tadz...(sambil cengar cengir)
Ustadz : ???

Gimana, masih ga niat belajar Bahasa Arab?
Kata Ustadz, "Lha wong, buku kuliah aja setengah mati diterjemahin, masa peta hidup yang penting banget itu Ente kagak ngarti?"

إجتهد أن تتكلم العربية الفصحى فإن ذالك من شعار الإسلام
_Pengingat diri biar selalu semangat, isnain Rabi'iul Awwal, Sakan Maqdis Al-mahbuub_

Minggu, 12 Februari 2012

Kompor-Kompor Pernikahan :D

Menyambut momen besar bernama pernikahan itu seru, tambah seru jika dalam persiapannya sambil baca buku-buku Pro-U media, khususnya karya Ustadz Salim A. Fillah.

Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, buku itu sudah kulahap sejak tujuh tahun lalu, dan sampai sekarang ia selalu jadi referensi hadiah yang kuprioritaskan untuk temen-temen yang masih dalam masa pencarian. Sekitar satu minggu yang lalu, buku itu kubungkus rapi, terselip sebuah kertas yang kutulisi sedikit motivasi lalu kuhadiahkan untuk seorang akhwat yang sedang semangat melakukan perubahan. Baru sampe rumah, hapeku bergetar hebat (hehe...lebay:D) bunyi smsnya : "Teteeeh...aku suka banget, syukron yaaa" Dan besoknya ia atusias bercerita :

Kemarin temenku yang aktifis pacaran dateng ke rumah, aku suruh dia baca buku NPSP tapi dia ga mau, katanya ga suka baca. Trus aku  ke kamar mandi, eh... pas balik, dia lagi asyik baca tuh buku, dia bilang "Asik juga bukunya" sambil cengar-cengir...Akhirnya kami diskusiin tuh buku sampe sore...

Alhamdulillah...

Manfaat, tentu itu alasan pertama yang menjadikanku 'kesengsem' sama buku NPSP. Bahasanya gampang dicerna, sindirannya mantafh dan pastinya banyak ilmu yang kadang bikin mulut mendadak bulet "Ooo..gitu ya!?", "Ooo...iya juga yah!?", "Ooo...Astaghfirullah, ko gue banget yah!?" "Ooo...Subhanallah, kereeen!"


“Suamiku..,” kata Fatimah, “Sebelum menikah denganmu, aku pernah sangat menyukai seorang laki-laki dan aku sangat ingin menikah dengannya”. Berubah rona wajah ‘Ali mendengar kalimat ini. Cemburu, marah, penasaran campur aduk jadi satu. Tapi tetap dengan kelembutan dan perasaannya yang halus dia berkata, “Apakah engkau menyesal menikah denganku?” Fathimah tersenyum geli melihat ekspresi sang suami. “Tidak”, ucapnya pelan. “Karena lelaki itu adalah.., engkau..”

Oooo...Subhanallah....so swit banget...
Padahal di balik kisah romantis yang so swit  itu, ada 'perjuangan' Fatimah yang menyimpan rapi sebuah 'rasa'.  Hmmm...sesuatu yang sulit buat akhwat yang memang hobi cerita. Fatimah yang keren, dan buku yang sukses bikin yang baca 'gerah'.


Masih dengan mulut bulet...Hmmm...jadi pengen deh nikah, tapi....
tiba-tiba nemu adenya NPSP, Gue Never Die katanya...
Nampaknya ade-kakak ini kompak banget ngompor-ngomporin orang buat nikah, bedanya si ade ini lebih sabar, klo aja dia bisa ngomong, pasti dah teriak-teriak "Woooiii...benerin diri dulu!". Yaaa....ternyata masih buanyak banget yang kudu dibenerin. Buku ini lah yang kemudian bikin kerja perbaikan diri dalam program menjemput bidadari tersusun rapi (halah...halah...kaya judul skripsi :D).

Membaca dua buku ini, bikin kita sadar betapa pentingnya barakah dalam pernikahan yang tentu dimulai sejak masa penantiannya. Barakah itu dihasilkan dari proses yang juga Ia ridhoi.

Asiknya dua buku ini bakal lebih asik klo ada seminar pra nikahnya sekalian, mengupas tuntas beberapa ganjalan hati yang ada saat baca bukunya.

Semangat ya Pro-U semoga selalu menebar manfaat sebanyak-banyaknya....

Rabu, 08 Februari 2012

Zuhudnya Menyela dalam Hati

Bertemu seorang CEO, dua kali dengan orang yang berbeda...

CEO pertama yang kutemui adalah sosok sederhana yang sampai pertemuan itu berakhir, aku tak pernah tahu bahwa ternyata CEO berarti juga adalah orang 'penting' di perusahaan. Hal itu baru kurasakan istimewa justru  saat pertemuan itu lewat begitu lama, saat kemudian sosok CEO ke dua yang kutemui begitu berbeda...tak terlalu parlente dan terkesan borju memang, tapi sunggh terasa amat jauh dari bapak CEO pertama yang juga kupanggil ustadz.

Ini awal kubertemu dengan ustadz CEO itu...
Ia datang bersama seorang yang karyanya begitu aku minati, buku-bukunya, pegalamannya, sebatas yang aku tahu, ia begitu mirip denganku. Dan di balik karyanya, ada seorang penyokong yang ia sebut sebagai kakak, itulah ustadz CEO.

Perusahaan itu bermula dari sebuah kepedulian...Kunjungan ke sebuah percetakan itu mengusik nurani sang mahasiswa, judul-judul best seller  yang memuakkan, nyaris sepenuhnya bertema seks! Geram, tentu saja. "Buku harus dilawan dengan buku!" begitu azzamnya, lalu bersinergilah mereka, mencetak buku pertamanya yang laris manis dipasaran, pertolongan Allah itu selalu dekat dengan niat mulia...

Kini Perusahaan itu telah berkembang, menggerus buku-buku picisan dengan karya-karya best seller. Dan sang CEO...ia istiqamah...Baju kaosnya, pecinya, sandal jepitnya itulah...zuhudnya yang menyela dalam setiap hati yang baru pertama kali bertemu.

Usai pertemuan itu, kulayangkan sms tanda terimakasih dan ia membalasnya! Sungguh sebuah kejutan, ditambah lagi ia masih ingat denganku, ah...pertemuan yang amat berkesan...Saat kutemukan kesan terbaik dalam rentang sempit, selalu ada harap menyelip: aku igin dekat-dekat dengannya....

Ustadz, usai seminar kepenulisan itu aku terbakar, dan bakaran itu kini menjelma kalimat-kalimat dalam dunia maya yang masih saja awut-awutan :D. Sungguh kemanfaatan itu ingin kusebar, meski masih miskin ilmu, meski masih tak menarik. Suatu hari, kan ku datangi kota gudeg itu, menemuimu dengan sebuah karya...Da'wah bil qalaam... 

Minggu, 05 Februari 2012

Lagi-Lagi Nikah, Pengen Nikah...lagi, lho?! (judul yang aneh...)



Pertemuan kedua bersama Ustadz Salim A. Fillah....
Kali ini bukan dalam rangka kepenulisan, tapi sebuah 'spesialisasi' beliau yang nyaris pasti ada di setiap bukunya, pernikahan....

Miitsaaqan ghaliizan itu bukanlah sesuatu yang 'seharusnya' dipersiapkan pada detik-detik jelang akad saja. Saat Kau seusia SMP, seharusnya Kau telah melahap buku-buku bertema pernikahan, saat usiamu SMA, bacaanMu adalah tema-tema pola asuh anak, lucu...tapi...bayangkanlah jika bekal ilmu itu tak jauh-jauh hari dipersiapkan, apa jadinya pernikahan kita? terlebih jika Kau adalah seorang perempuan yang kelak waktuMu terasa amat sempit, menjadi isteri yang mengurus suami sepanjang hari, belum lagi jika 'amanah' itu datang disaat kita justru masih beradaptasi mengefektifkan waktu, melahirkan, menyusui, waaah....kapan cari ilmunya???

Saat itu Nailah baru berusia delapan belas tahun, 'Utsman bin 'Affan yang angka usianya berkebakikan dengan angka usia Nailah merasa tak tega. Sungguh 'Utsman tak tahu isterinya sebelia itu, maka dimalam pertama mereka, 'Utsman hendak membebaskan Nailah,"Aku ini sudah tua!" katanya, "Sesungguhnya aku menyukai pria yang lebih tua", 'Utsman lalu membuka surban yang menutup kepalanya yang licin lagi putih dibeberapa bagian "Lihatlah, aku bukan hanya tua, tapi aku juga tua bangka!", seketika wanita shalihah mendekat, mencium kepala 'Utsman dan berkata "Masa mudamu telah kau habiskan bersama Rosulullah, dan itu lebih aku sukai. Maka izinkanlah aku kini mendampingimu disisa-sisa usiamu"....so swit bangeeet....

Nailah yang tinggal di padang pasir yang ga ada perpustakaan, tipi apalagi internet aja keliatan siap banget dengan pernikahannya, malu ah kalo kita yang serba mudah fasilitasnya ini tak pernah merasa siap. Hayooo...kita ditantangin nih sama sahabat-sahabat Rosul...kan kita dah sering denger jargon ini 'masa muda kan masa pencarian' Bener tuh, masanya cari ilmu banyak-banyak dan....ababil (abege labil)? soriiii...deh...

Ceritanya makin seru, pas Ustadz cerita tentang seorang penjaga kebun anggur milik raja yang ga bisa ngebedain mana yang mateng, mana yang mentah padahal dah kerja bertahun-tahun. Sang raja nanya "Masa gitu aja ga bisa ngebedain?!" "Yaaah...Raja, saya kan tugasnya ngejagain kebun, bukan nyicipin anggur" katanya bela diri. Hmmm tau apa yang selanjutnya terjadi? Anak gadis raja yang rupawan itu dinikahkan dengannya setelah lamaran-lamaran bergengsi ditolak mentah-mentah! hehehe...dapet satu nih rahasianya : JUJUR yang bahasa kerennya disebut AMANAH.

Hayu ah...fastabiqul khairaat...dari sekarang, makin banyak ilmu, makin sholeh, biar cepet juga nikahnya, lho?! ya iya lah, coba aja klo ga percaya...

 Ini buat kamu-kamu yang 'laku' keras, hehehe 'afwan yah...^^v. Ada rumus yang bikin kaget dari Imam Syafi'i "Jika Kau dihadapkan pada dua hal yang menurut akal sama-sama baik, pilihlah yang paling menyelisihi nafsumu!" Jadi klo ada dua ikhwan yang yang sama-sama sholeh dateng ke rumah, yang satu ganteng yang satu lebih ganteng, pilih yang ganteng aja deh, insyaAllah lebih barokah...heuheu....

Seorang temen nyeletuk setelah seminarnya selesai, "Tuh....yang nikah muda itu biasanya sukses" Aduh....aduuuh...kadang bukan keinginan kita kan, klo ternyata usia kita dah ketuaan buat bisa disebut 'nikah muda' hahaha....laa tahzan, kawan...jangan cemberut gitu, bersyukur lebih baik kan? berarti kesempatan kita buat bebenah diri masih terbuka lebar, calm down...saat yang tepat akan datang, diiringi senyum bidadari....

Sambutan Teraneh

Menjadi koordinator pelaksana sebuah acara pasti kan merasakan saat berdiri sendirian menyampaikan sebuah sambutan yang kebanyakan membuat orang ngantuk di awal acara. Ah....ini yang paling tak kusuka...

Malam yang berbeda...di sebuah penginapan yang disediakan gratis oleh pemiliknya, ba'da tilawah...hampir pergantian tanggal, tapi mataku yang lelah belum ingin kututup, masih banyak kerjaan...

Selesai mencoret-coret, tidur, qiyamul lail...berharap lurus niat ini...

"Sambutan terunik (aneh, menurutku) yang pernah kudengar" kata seorang teman yang bertugas ngemsi...

"Andai aku pegang satu tangkai mawar ku berikan untk mu saudariku..ana ukhibuki fillah @lilih ilmia" Status yang terburu-buru, fikirku :D

"Ane nangis, waktu anti baca sambutan" "Nangis apaan, sambutannya aneh, tau?!" Kataku menyesal...

Sampai saat ini aku masih menyesalinya...

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr. wb....
AlhamdulillahiRobbil'aalamiin...Segala puji selalu dan selamanya hanya untuk Allah, Rabb semesta alam yang telah memberi kita 'hudaa', petunjuk hidup : Al-Quraan Al-Kariim...

Shalawat dan salam kepada uswah kita, tauladan kita, kekasih kita Rosulullah SAW. Juga keluarganya., sahabat-sahabatnya dan umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Sebuah karunia Allah hingga akhirnya acara ini bisa terlaksana, tentu masih banyak cela, cacat lagi kurang yang insya Allah akan menjadi pelajaran berharga buat kami. Mewakili saudara-saudara saya di pondok Pesantren Tinggi Al-Qur'an MAQDIS saya ucapkan 'afwan wa laa tuaakhidznaa...maafkan segala lemah dan kurang kami.

Jazakumullahu khairan jazaa...terimakasih kami, nanda khususnya untuk sang telaga ilmu, guru kami sekaligus ayah kami Ustadz Saiful Islam Mubarak.

Kepada kedua bunda kami, Ummi Erna Supartina dan Teh Zahro yang tak lelah membimbing kami dan menyemangati kami.

Untuk keluarga baru kami, sekaligus para pejuang di PT. MAQDIS SALAM, 'afwan selalu merepotkan...

Untuk saudari-saudariku yang kini hadir, peserta Seminar Muslimah "Cantik bersama Al-Qur'an" ahlan wa sahlan, selamat datang dan selamat mencicipi menu sederhana kami, setetes dari lautan Al-Qur'an, samudera jernih, segar, lezat lagi menambah stamina ruhiyah para pembaca, pengamal dan pengajarnya.

Selamat datang saudariku, fisik kita memang baru saja bertemu, tapi sesungguhya Allah telah mempertemukan kita sejak lama dalam setiap  baris do'a rabithah...

Untuk para aghniyaa yang telah Allah jadikan jalan mudahnya langkah kami, baarakallah fii amwaalikum...

Dan yang teristimewa para mahasantri pondok Pesantren Tinggi Al-Qur'an MAQDIS, saudari-saudariku di kamar para isteri Nabi yang begitu sabar menghadapiku, yang saat ikhlasku hilang, kalianlah yang akhirnya sering membuatku malu dengan kerja-kerja tanpa keluh, sungguh aku mencintai kalian karena Allah...inni uhibbukunna fillah...

Ide kecil kita kini nyata meski masih terlalu dini "Membumikan Al-Qur'an untuk para wanita yang kelak akan menjadi bagian teramat penting dalam kembalinya kejayaan Islam di muka bumi..."

Sapaku untuk Kalian semua....
Ukhtiy....Bunda....Kalian kan semakin cantik....Bersama Al-Qur'an...


Jadilah dirimu sendiri, Lih....

Rabu, 01 Februari 2012

Kurang Ilmu

Pagi Daarut Tauhiid selalu menyenangkan, shooting di MQTV meski hanya jadi penonton adalah hal langka yang...norak :D

Persiapan kru yang ribet, calon-calon artis yang lagi deg-degan sibuk dengan diri masing-masing, jiaaaaah...padahal cuma jadi penonton...Ustadz yang mau jadi emsi ngobrol ringan sama syekhnya...Aku??? target satu juz itu mulai kucicil.

Lagi asik-asiknya tilawah, tiba-tiba....
"maa dza taqrain?" bahasa Arab yang jelas tak kumengerti, sampai kemudian ustadz emsi menerjemahkannya "Apa yang sedang kamu baca?" "Al-baqarah, Tadz..." jawabku pake bahasa Arab :D, "Iqraiy..." "Bacalah!" perintah sang syekh. Membaca satu ayat di depan banyak orang ternyata 'aneh', takut salah, mana syekhnya perhatian lagi! Selesai....dan... "Maa syaa Allah....maa syaa Allah...maa syaa Allah....!" aku yang masih syok tambah syok (selain ga bisa bahasa Arab. bahasa Inggrisnya juga ancur:D), culang-cileung (nah...klo bahasa Sunda, lumayan deh...^^) nanya sama temen "Salah ya? Yang mana salahnya?" euuuuuuuhhh...tapi..."(#&&!%)(&!(()!" ustadz emsi langsung nerjemahin "Katanya, anti belajar tahsin dimana? bacaanya bagus!" waaaaaaaaaaah......dasar syekh, kalo mau muji kenapa pake maa syaa Allah? mana diulang sanpe tiga kali lagi, kan kayak orang lagi marah-marah.

Di Al-imarat....
Kebiasaan di Arab, klo mereka lagi takjub selalu bilangnya: maa syaa Allah....

Yeeeeee...dasar kurang ilmu!