Pages

Rabu, 07 November 2012

Harga Sang Waktu

Adalah keharusan bagi setiap manusia untuk memahami betapa berharganya sang waktu, hingga kemudian tidak tersia sedetikpun dari waktu itu yang akan terguna oleh hal-hal yang menjauhkannya dari Allah, atau bahkan oleh hal-hal yang tidak sama sekali berguna baik bagi agama ataupun juga dunianya...

Terjadi di zaman salafusshalih, bahwasanya mereka selalu dapat menggunakan detik-detik waktu dalam hal yang bermanfaat, dan mereka adalah orang-orang yang teramat kikir untuk menyiakannya.

Berkata Imam Abu Al-wafaa ibn 'Aqiil "Tidaklah halal bagiku untuk menyiakan waktu dari usiaku, sampaipun jika lidahku terhenti dari menghafal atau mendebatkan sesuatu, mataku terlelah dari membaca, dan jasadku terbaring rehat, aku akan tetap menggunakan fikiranku dan tidak sekalipun kuangkat tubuhku kecuali telah terlintas sebuah pemikiran yang akan kutulis.
Sungguh, aku akan mengerahkan segala cara agar waktu makanku semakin pendek. Maka terkadang, kutumbuk biskuit kemudian kukunyah, kemudian minum...Hal ini jauh lebih kusukai ketimbang memakan roti, karena dengannya aku bisa menghemat waktu untuk menelannya!!!"

Abu Al-wafaa, gerak penanya mengkarya kitab dari berbagai bidang ilmu, dari sekian banyak buku hasil tulisannya, yang terkenal adalah kitaab al-funuun, di dalamnya terkandung banyak manfaat bagi ilmu tafsir, fiqh, ushul al-fiqh, ushul ad-diin, nahwu, bahasa, dan sya'ir....Al-haafidz Adz-dzahabi berkata tentangnya, "Belum pernah ada di dunia ini yang menulis karya sebesar bukunya."

Berkata Ibnu Al-jauzi, saat kematian mulai dirasakan Imam Abu Al-wafa, para wanita menangis, kemudian ia berkata "Mempelajari hukum-hukum syar'i, dan menjelaskan hukum Allah kepada manusia telah membuatku sibuk selama lima puluh tahun, maka biarkanlah aku kini, telah dekat waktu pertemuanku dengan Rabbku."

Sungguh banyak manusia zaman sekarang membuang waktu mereka dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, baik dari perkataan yang tidak berguna, ghibah, melakukan banyak hal yang diharamkan, hiburan yang dirasa lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya, ataupun juga ketika banyak membaca  majalah dan tabloid yang tidak sedikitpun memberi manfaat atau menambah kefahaman.

Salah satu cara yang dapat membantu manusia dalam memanfaatkan waktunya adalah al-infiraad- menyendiri-, menjauhi sebab-sebab yang melailaikan, dan menyeimbangkan konsumsi makanannya. Makan  terlalu banyak menyebabkan tidur yang berlebihan, dan tertinggalnya keutamaan di waktu malam. Hal-hal tersebut, harus disertai dengan quwwah al-iraadah-kuatnya keinginan- dan juga menejemen waktu agar dapat meninggalkan sesuatu yang penting untuk sesuatu yang jauh lebih penting.

Berkata Ibn Al-wardiy "Telah dikumpulkan kertas-kertas yang berisi tulisan Abu Al-faraj ibn Al-jauziy, dan dihitung seukuran usianya, maka didapatkan bahwa beliau menulis sembilan buah buku setiap harinya!!!"
, disebutkan pula oleh Ibn Al-qummi tentang serutan pinsil milik Ibn Al-jauziy yang ia pakai untuk menulis hadits. Setelah dikumpulkan, hasilnya menjadi sangat banyak, maka diusulkanlah agar serutan tersebut dipakai untuk memanaskan air yang akan dipakai untuk memandikan jasadnya yang telah meninggal. Kemudian dilakukan, hingga airnya menjadi hangat, dan cukup, bahkan serutan yang tersisa masih berlebih!!!

Jelaslah, bahwa apa-apa yang telah dilakukan para 'ulama, tak akan pernah bisa tertandingi, meski saat ini banyak sekali orang-orang bodoh yang menuding bahwa cerita ini hanyalah hayalan belaka, bagaimana mungkin orang-orang bodoh itu melontarkan tuduhan sedangkan mereka belum pernah memanfaatkan waktu sebagaimana para 'ulama memanfaatkannya? lalu bagaimana mungkin pula mereka bisa memahami keutamaan ini?


                                               Terjemah amatir :D min kitaab al-silsilah mustawa raabi' madah qira'ah

Tidak ada komentar: