Siang itu terik, ujian Universitas Al-azhar, Cairo, Mesir baru
saja berlalu. Seorang pemuda Syiria tengah gontai...Haus, lapar...Seperti
umumnya mahasiswa, ia terlalu irit dengan uang sakunya sendiri. Dan saat itu
pula aroma nikmat sup merebak, sebuah rumah dengan pintu yang terbuka lebar
membuatnya tak kuasa menahan langkah. Panci besar yang penuh sup itu masih
mengepul, kelenjar liurnya yang sedari tadi kering, kembali deras, lalu
diciduknya sedikit...Saat bibir kerontangnya mulai terbuka, imannya terlampau
cepat menyadarkan satu hal : "Ini bukan milikmu, haram atasmu
memakannya!".
Suara perutnya samar tapi perih, energinya nyaris habis,
merebahkan diri kemudian tidur adalah pilihan terbaik menurtnya,
tapi....dilihatnya sang guru tengah berdiri dan menantinya di depan flat.
"Seorang teman menyerahkan urusannya pada saya, ia sedang mencarikan jodoh
untuk anak gadisnya. Saya tidak melihat seorang pemuda yang lebih baik
akhlaknya selain engkau, sore ini pergilah bersamaku ke rumahnya".
Sore itu menjadi sebuah sore terindah bagi sang pemuda,
menggenapkan din dengan pilihan sang guru yang tentu saja baik akhlak dan
rupanya, juga dengan sajian walimah yang istimewa...sebuah sup dengan panci
besar yang ada di sebuah rumah dengan pintunya yang terbuka....
"Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan
menggantinya...bukan dengan yang serupa, tetapi bahkan dengan yang lebih
baik" _Hasan
Al-halabi_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar